Warning: session_start(): open(/home/indonesianewsdai/public_html/src/var/sessions/sess_c1d19ccb8b7ca744ff52937a44ee2b19, O_RDWR) failed: No space left on device (28) in /home/indonesianewsdai/public_html/src/bootstrap.php on line 59

Warning: session_start(): Failed to read session data: files (path: /home/indonesianewsdai/public_html/src/var/sessions) in /home/indonesianewsdai/public_html/src/bootstrap.php on line 59
Blusukan: Jurus Membangun Citra dan Mendulang Dukungan - InfoCPNS

Blusukan: Jurus Membangun Citra dan Mendulang Dukungan

3 weeks ago 2
ARTICLE AD BOX
Dalam konteks pemerintahan dan politik, strategi ini merujuk pada kegiatan seseorang atau sekelompok orang yang terjun langsung ke lapangan untuk menemui masyarakat, melihat kondisi nyata, dan mendengar aspirasi langsung dari warga. Strategi ini sering digunakan untuk mendekatkan diri pada masyarakat dan mendapatkan informasi yang otentik.

Blusukan memungkinkan untuk mendengar langsung dari masyarakat, tanpa penyaringan, sehingga bisa mendapatkan pandangan yang lebih realistis. Strategi ini juga dapat digunakan untuk memastikan bahwa kebijakan, pendekatan atau lainnya diterapkan dengan baik di lapangan dan mendeteksi permasalahan secara dini. Blusukan juga dapat membantu membangun citra yang dekat dengan rakyat, aktif, dan responsif terhadap permasalahan khalayak. 

Adapun manfaatnya, antara lain, mendapatkan informasi yang akurat. Dengan blusukan, misalnya pejabat atau calon pejabat dapat melihat sendiri kondisi masyarakat, sehingga kebijakan yang diambil bisa lebih tepat sasaran. Masyarakat cenderung merasa dihargai jika pejabat atau calon pemimpin turun langsung, sehingga meningkatkan kepercayaan dan dukungan. Informasi lapangan yang diperoleh langsung dapat membantu dalam mengambil keputusan yang lebih cepat dan efisien, mengingat mereka memiliki data yang lebih akurat.

Biasanya, blusukan dilakukan secara fisik, langsung, lebih pamer, sehingga hanya sebagian kecil wilayah atau kelompok masyarakat yang bisa ditemui dalam waktu terbatas. Mungkin, blusukan yang terlalu sering diekspos media bisa dianggap sebagai pencitraan semata tanpa substansi nyata. Blusukan adalah langkah jangka pendek untuk memahami situasi lapangan, namun tidak selalu menghasilkan kebijakan yang berkelanjutan jika tidak diikuti dengan tindakan lanjut. 

Blusukan dapat digunakan untuk memenangkan simpati publik dan membangun citra yang merakyat. Hal ini dapat meningkatkan popularitas dan dukungan publik, yang krusial dalam konteks kampanye politik atau mempertahankan kekuasaan. 

Blusukan mendorong transparansi dan akuntabilitas, karena dapat digunakan mengecek langsung implementasi suatu kebijakan. Ini dapat mengurangi hambatan birokrasi dan mempercepat respons terhadap kebutuhan masyarakat. Namun, efektivitasnya dalam jangka panjang tetap memerlukan dukungan data, analisis, dan kebijakan yang komprehensif agar tidak hanya menjadi ‘simbolik’ tanpa solusi konkret. 

Dengan demikian, blusukan adalah strategi yang bermanfaat dan kuat jika digunakan secara tepat dan seimbang, namun berpotensi menjadi tidak efektif atau dipersepsikan negatif jika hanya digunakan untuk pencitraan.

Blusukan telah menjadi salah satu strategi komunikasi dan pencitraan yang efektif di kalangan politik Indonesia. 

Mengapa blusukan efektif? 

Pertama, blusukan memperlihatkan sisi humanis dan empati dari seorang pemimpin. Masyarakat merasa lebih dekat karena pemimpin terlihat peduli dan mau turun langsung. 

Kedua, blusukan memberikan gambaran bahwa seorang pemimpin paham kondisi nyata yang dihadapi rakyat, bukan hanya berteori atau bekerja dari balik meja. 

Ketiga, blusukan kerap disorot media, sehingga membentuk citra positif dan memperkuat popularitas pemimpin tersebut.

Blusukan juga menjadi strategi mendulang dukungan karena sifatnya yang langsung dan tanpa perantara. Saat masyarakat merasakan kepedulian pemimpinnya, mereka cenderung merasa dihargai, yang pada akhirnya memperkuat loyalitas dan dukungan mereka. Hal ini memberikan efek politik yang besar, terutama saat menjelang pemilihan. 
Namun, blusukan harus diimbangi dengan tindak lanjut konkret agar tidak dianggap sekadar pencitraan. Ketika masyarakat melihat ada perbaikan nyata setelah blusukan, dukungan mereka akan lebih stabil dan berkelanjutan. 7
Read Entire Article