Warning: session_start(): open(/home/indonesianewsdai/public_html/src/var/sessions/sess_7504ee16c0fbf7d22e6166312aa878b1, O_RDWR) failed: No space left on device (28) in /home/indonesianewsdai/public_html/src/bootstrap.php on line 59

Warning: session_start(): Failed to read session data: files (path: /home/indonesianewsdai/public_html/src/var/sessions) in /home/indonesianewsdai/public_html/src/bootstrap.php on line 59
Nyalian-Klungkung Kembangkan Wisata Melukat - InfoCPNS

Nyalian-Klungkung Kembangkan Wisata Melukat

2 months ago 18
ARTICLE AD BOX
DENPASAR, NusaBali
Melukat yaitu  kegiatan mandi pada sumber  air, seperti pancoran (mata air) atau sungai yang dinilai yang disucikan  menjadi salah satu atraksi wisata yang semakin populer. Banyak wisatawan yang tertarik, sehingga menjadi trend. Desa-desa yang punya sumber air untuk tempat melukat  ada yang mencoba mengangkat potensi tersebut, merintisnya  sebagai salah satu daya tarik  desa wisata.

Salah satunya Desa Nyalian, Kecamatan Banjarangkan, Klungkung. Tepatnya Banjar/Desa Adat Umanyar. Lokasinya di Pura Tirta Tadah Uwuk, di pinggir tebing sebelah timur Tukad Melangit.

Krama bersama komunitas dan penggiat desa wisata kini sedang  mengangkat potensi  wisata melukat ini. Diharapkan, rintisan wisata melukat di Pura Tirta Tadah Uwuk, dapat memantik potensi wisata lainnya, sehingga lebih meningkatkan pergerakan perekonomian warga setempat. 

“Jelas, potensi dan peningkatan perekonomian warga yang diharapkan bisa terangkat,” ujar I Wayan Darmika, dari pihak pengelola daya tarik wisata  Tirta Tadah Uwuk, Kamis (10/10). Pura Tirta Tadah Uwuk sejatinya sudah dari dulu dikenal sebagai tempat melukat dan nunas tirta (air suci), yang berkaitan dengan upacara keagamaan.

“Sudah sejak dulu sudah dikenal demikian,” terang Darmika. Tidak saja warga lokal, namun dari dulu juga kadang ada saja wisatawan (wisman) yang datang ke Tirta Tadah Uwuk. Ada yang datang dari arah timur, melalui Desa Nyalian (Klungkung), ada juga yang datang dari seberang, dari arah barat, Banjar Jelekungkang, Desa Tamanbali, (Kabupaten Bangli).

Dari  potensi tersebut, warga setempat bersama komunitas penggiat desa wisata terdorong untuk melakukan penataan lebih jauh. Mulai dari memperbaiki  aksesibilitas, seperti jalan, jembatan. Pembangunan  prasarana dan sarana, lingkungan dan alam sekitar.


“Pada waktu sekitar Covid lalu (2020-2022),” ungkap  Darmika. Seluruhnya ada 10 pancoran pangelukatan di Pura Tirta Tadah Uwuk, yang meliputi Pancaka Tirta, Tirta Dewata Nawa Sanga dan 1 Tirta Pangentas, yakni tirta yang diperuntukkan upacara orang meninggal. Karena peruntukanya itu, warga maupun wisatawan yang melukat, diarahkan pada pancoran Pancaka Tirta dan Dewata Nawa Sanga.

Rintisan pengembangan wisata melukat di Tirta Wadah Uwuk, mendapat support dari Forum Komunikasi Desa Wisata (Forkomdewi) Klungkung. “Kami Forkomdewi memang berharap dan mengapresiasi setiap desa wisata mengembangkan potensinya, baik potensi alam, atraksi dan kearifan lokal,” ujar Ketua Forkomdewi Klungkung, I Wayan Malendra.

Pengembangan ragam potensi tersebut, kata Malendra menjadikan produk desa wisata variatif, tidak monoton. “Wisata melukat atau purification tourism salah satu contohnya seperti di Nyalian,” terangnya. 

Selain itu, potensi desa wisata di Klungkung, adalah potensi wisata alam seperti bentang persawahan dan lembah, juga ragam kuliner, seni kerajinan dan kegiatan-kegiatan maupun tradisi setempat.

Menurut Malendra, wisata melukat belakangan semakin menjadi trend di kalangan wisatawan. Terutama wisatawan manca negara diantaranya dari negara-negara Eropa,seperti dari Inggris, Prancis, Belanda, Jerman. “Mereka merasakan nuansa spiritual dan merasa mendapatkan healing,” cerita Malendra tentang kesan wisman yang melakoni wisata melukat.

Mendukung pengembangan wisata desa, Forkomdewi Klungkung membantu mensupport atraksi seperti wisata melukat di Nyalian. Selain mempromosikan melalui media seperti medsos, jaringan pertemanan, adalah membantu mengarah dan mengajak wisatawan langsung merasakan sensasi pengalaman ‘melukat’ pada mata air yang disucikan dalam suasana lingkungan alam yang relatif masih murni, hijau.

“Itu antara lain bentuk dukungan  Forkomdewi,” ujar Malendra yang juga pengurus  Pokdarwis Desa Wisata Bakas, yang nota bene tetangga Desa Wisata Nyalian. K17. 

Read Entire Article